Sebuah Catatan Perjalanan : Amazing Lombok!

“One's destination is never a place, but a new way of seeing things.” - Henry Miller

___________________________________________________________________

Bulan Juli hingga Agustus 2013 saya berkesempatan mengikuti Kuliah Kerja Nyata dari kampus yang mengharuskan untuk tinggal selama hampir dua bulan di Desa Pemenang Timur, Lombok Utara. Banyak hal yang saya pelajari dalam waktu yang cukup singkat. Mulai dari budaya lokal masyarakat setempat hingga bagaimana menyelaraskan pemikiran dengan dua puluh tiga anggota KKN lainnya.

Unik, seru, dan haru!

Karena itu untuk tulisan berikutnya saya mencoba berbagi cerita dan pengalaman selama KKN nyambi liburan bersama warga Dusun Muara Putat, Karang Bedil, dan Koloh Tanjung. Pengalaman yang menyadarkan saya bahwa masih banyak hal di luar sana yang harus kita jelajahi, pelajari dan nikmati. Yeay! Enjoy the breeze of Lombok Island!

Umbul Ponggok, Different Sensation!

Ingin bermain air dengan sensasi yang berbeda? Berkunjunglah ke Umbul Ponggok, sebuah wahana wisata yang terletak di Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah ini patut dijadikan pilihan untuk mengisi liburan. Namun jangan kaget jika melihat bentuk luarnya, cobalah menyelam dan rasakan sensasinya! 

Sontak kami tertawa serempak begitu tiba di Umbul Ponggok. Bayangan tempat yang teduh dan asri layaknya air terjun hilang dalam sekejap. Mulanya kami enggan untuk menyeburkan diri, bagaimana tidak sebuah kolam yang mirip pemandian umum, banyak orang mandi bahkan mencuci di sini. Hiiiiiiiii........ Kehiiiiiii-an kami akhirnya terjawab begitu merasakan sensasi menyelam di Umbul Ponggok. Air yang dingin, bersih, jernih, serta ikan warna-warni menemani kegiatan sore itu.

Tembagapura : Senandung Negeri Di Atas Awan

Kerinduan akan lanskap yang memukau, keramahan khas masyarakat timur, dan 
aktivitas di Bumi Cenderawasih membawa jemari saya mengetik tulisan ini.

Gunung Grasberg terletak di kawasan pertambangan tembaga di Tembagapura, Papua.

Yaklep, semakin hari semakin nakal saja di sekolah, padahal dia su kelas 3 SMP mau ke SMU, tapi dia pung malas saja minta ampun. Satu kali Yaklep tra pi sekolah, dan esok harinya ibu guru marah dan tanya. 

 Ibu Guru : " Yaklep, kenapa kemarin ko tra masuk sekolah?"

Yaklep dengan enteng dia jawab : "Sa sakit Ibu."

Ibu Guru : "Ko ini baru kenapa ko tra kirim surat?"

Yaklep: "Percuma saja nanti ibu juga tra mungkin balas mo."

Ayo Keliling Dunia!

Judul di atas pasti menjadi impian banyak orang, termasuk saya. Siapa yang nggak mau keliling dunia? Poster dengan kalimat ajakan "Ayo Keliling Dunia" yang ditempel di warung Sate Klathak Pak Pong menggugah niat saya untuk mengunjungi pameran tersebut.

Kamis malam Jogja Expo Center cukup ramai. Pasangan Bapak-Ibu muda membawa buah hatinya untuk "berkeliling dunia" bersama. Menurut saya ini sebuah acara yang edukatif. Perjalanan keliling dunia dimulai dengan membeli tiket masuk, kemudian anak-anak akan diberi paspor. Pintu masuk pameran didesain menyerupai pesawat seolah kita sedang melakukan penerbangan untuk berkeliling dunia.

Bromo : Dream. Explore. Discover.

To move, to breathe, to fly, to float,
To gain all while you give,
To roam the roads of lands remote,
To travel is to live. ― Hans Christian Andersen

Hello, Bromo!

Menyapa Situbondo : How to Save Our Coral Reefs?

Pantai Pasir Putih adalah destinasi berikutnya setelah menikmati Baluran.

Ayo menyapa Situbobo dan selamatkan terumbu karang kita!

Akhirnya barang selesai dipak. Ransel siap digendong kembali.
Perjalanan kami lanjutkan dengan tujuan menginap di rumah saudara Vira. Keesokan harinya kondisi bingung mau kemana terjadi. Setelah browsing berjam-jam kami memutuskan menuju Pantai Pasir Putih, Situbondo sebelum pulang. Pantai ini terletak di pinggir jalan raya sehingga memudahkan akses wisatawan mengunjunginya.

Perahu layar nelayan berjejer begitu rapi. Warung makan dengan sajian khas pantai seperti ikan, cumi, kerang dengan mudah ditemukan di sini. Puas bermain air kami sibuk menawar untuk menyewa satu perahu nelayan serta peralatan snorkeling.

Menikmati Baluran di Musim Penghujan (2)

Iki luweh temenan, Rek! Ke-luweh-an kami akhirnya terobati setelah sepiring nasi goreng telur ceplok nan lezat terhidang di atas meja Cafetaria Bama. Bukan, ini bukan semacam kafe di perkotaan. Tempat nongkrong paling gaul di Baluran ya di sini tempatnya. Bangunan kayu sederhana yang tidak terlalu besar dengan pintu utama yang biasa tertutup. Lha piye kok malah ditutup? Kudu ditutup karena seringkali monyet-monyet yang enerjik siap mengusik kenikmatan melahap makanan.

From Yanu's camera : Cafetaria Bama di kawasan Pantai Bama.

Berlibur Bersama di Pantai Bama

Perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Bama. Pantai Bama menyuguhkan kegiatan alam mulai dari berkano, naik kapal nelayan, ataupun snorkeling. Seluruh peralatannya disewakan oleh pihak pengelola. Energi kami cukup terkuras untuk berfoto-foto ria. Kebetulan siang itu Bama cukup ramai. Kami berkenalan dengan banyak pengunjung yang ternyata rata-rata mahasiswa pecinta alam dari berbagai universitas. Mereka menyempatkan mengunjungi Baluran sepulang dari Kawah Ijen. Setelah ngobrol ngalor-ngidul kami berpamitan dan memutuskan menuju Manting.

Karena Senja Selalu Bermakna

Ini senja terbaik sepanjang Februari 2013. Perjalanan pulang ke rumah seusai acara Career Days UGM.
Taraaaaaa yeay! Ada kamera di dalam tas. Cekrik...
Foto diambil pukul 17.48 - 18.18 di Ringroad Selatan menuju Ngipik. 

Senja di samping rumah. Ngipik, 10 Februari 2013

 

Menikmati Baluran di Musim Penghujan (1)

Sabana Bekol : Ghufran, Bagus, Vira, Dikara, Fadhila, dan Irfan.

"Traveling dapat memperluas wawasan, menambah teman, dan membawa Anda pergi ke tempat yang tak pernah Anda bayangkan sebelumnya." - Barry Kusuma

 
Saya membenarkan pernyataan tersebut. Menjelajahi Indonesia itu semacam candu yang nggak bakal bisa sembuh. Nagih! Salah satu sisi paling timur Pulau Jawa saya telusuri Januari lalu.

***

Ghuf, iki wes tekan endi sih?

Timika Punya Cerita

"Papua menyimpan banyak keindahan alam, budaya, serta adat-istiadat 

yang begitu menarik untuk ditelusuri, salah satunya Budaya Suku Kamoro"

Little Africa from East Java

"Karena dalam perjalanan kita belajar banyak mengenai kehidupan"

 

Berakhir Pekan di Lamongan

Senja di Tanjung Kodok, Lamongan.

Menikmati liburan bersama keluarga setelah menjalani aktivitas sehari-hari yang terkadang cukup melelahkan adalah salah satu cara terbaik untuk menyegarkan pikiran. Agustus 2012 sepulang mudik dari Jember kami memutuskan menikmati keindahan Kota Lamongan di akhir pekan.

Hello, Bromo!

Taken by : Ghufran Zulqisthi

"Dhil, ayo gelem ora melu neng Bromo?" 

Kira-kira begitulah ajakan ketiga teman saya, Ghufran, Dhanang, dan Kiki. Tiga lelaki (semoga masih bisa disebut laki-laki) yang kerap "menyiksa" saya secara mental ketika hidup sebulan di Pare. Tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan ajakan mereka. Perjalanan ini sebenarnya sudah cukup lama, hampir 2 tahun yang lalu. Namun keindahan Bromo tentu tak lekang oleh waktu kan? Bahkan perjalanan menuju gunung yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini masih terekam jelas dalam ingatan. Berangkat pukul 22.00 dari Pare, Kediri beranggotakan 15 orang dengan menyewa elf kami siap menuju gunung yang berada wilayah timur Pulau Jawa itu.